# 3 Maret 2014 #
Hari Senin pagi pukul 8 Mas Faqih udah siap diantar ke sekolah ditemani Adhek dan Mama. Walaupun awalnya agak sulit tapi setelah diberi pengertian akhirnya Faqih paham dan bersedia juga sekolah di Melbourne. Mama ngerti, pasti bukan hal yang mudah bagi Faqih untuk beradaptasi lagi di sekolah baru dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Apalagi Faqih akan bersekolah di negeri yang benar-benar masih asing baginya, bergaul dengan teman-teman yang belum dia kenal sama sekali dan menggunakan bahasa yang belum sepenuhnya dapat ia mengerti. Denzil Don adalah taman kanak-kanak biasa (public kindergarten), pastinya bahasa pengantarnya sehari-hari adalah bahasa Inggris. Belum mulai saja mama udah merasa mual, jadi bukan hanya Faqih yang berat, Mama pun merasakannya. Jadi agar psikis Faqih tenang, Mama janji akan menemaninya all day, sepanjang hari di hari pertamanya bersekolah. Adhek juga turut serta, memang agak repot karena selain menyiapkan bekal sekolah Faqih dan printilannya, Mama juga harus membawa bekal makanan untuk menyuapi adhek nanti dan baju ganti. Buat jaga-jaga, kali aja adhek ngompol.
Sambil nyiapin Faqih, Mama sempat nanya ke Bapak, apakah formulir dan kelengkapan Faqih yang diharuskan pihak sekolah untuk diisi udah diselesaikan Bapak. Bapak menjawab udah. Jadi Mama ga berpikir membawa apa-apa lagi. Plong deh rasanya. Setelah semua siap, pamit dengan Bapak yang juga sedang berkemas pergi kuliah, Mama menggandeng Faqih dan adhek serta menenteng tas sekolah Faqih. Jalan kaki ? Yuppp…. hampir semua anak sekolah di sini jalan kaki lho, dengan mencangklong tas sekolah mereka yang terlihat berat. Ada juga yang naik sepeda, otopet atau transportasi publik. Tapi rata-rata siy jalan kaki. Lagipula sekolah Faqih dekat, estimasi Mama jarak tempuhnya 10 menit, ternyata ga nyampe 6 menit pun udah nyampe. Alhamdulillah, sambil lihat-lihat suasana pagi di Brunswick West, cerita ini itu agar Faqih dan adhek semangat mendaki eh jalan kaki, sampe juga kami di Denzil Don Kindergarten.
Joanne adalah guru di Green Group, kelas yang akan dihuni Faqih. Setelah memperkenalkan Faqih ke Joanne, ada staf administrasi yang menemui Mama dan menanyakan formulir pendaftaran. Teringat percakapan dengan Bapak tadi, Mama menjawab sekenanya, bahwa semua persyaratan udah diisi via online. Oh ternyata, formulir yang dimaksud ga bisa diisi secara online tapi harus ditulis langsung hihi…. Banyak sekali poin yang belum bisa Mama isi, seperti nomor asuransi kami dan nomor kontak darurat orang terdekat kami. Buku riwayat kesehatan dan histori imunisasi Faqih pun diminta. Waduh…. akhirnya Mama minta izin membawa form itu untuk dibawa pulang aja. Faqih pun batal sekolah hari itu.
Lusa atau hari Rabu, Faqih kembali bersekolah, hihi hari Selasa-nya bolos karena Mama belum selesai ngisi formulir. Alhamdulillah, Faqih semangat jalan kaki menuju sekolah. Adhek juga pintar nemenin Masnya di luar ruangan, sampe bobo di pangkuan Mama diiringi denting hujan, huhu…. Dingin banget anginnya. Demi Mas Faqih, apapun deh…
Berikut kelengkapan yang harus kita bawa di hari pertama anak masuk kindergarten :
- Formulir yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh orang tua.
- Buku riwayat kesehatan anak atau KMS (Kartu Menuju Sehat).
- Daftar imunisasi anak yang dikeluarkan oleh RS atau dokter dalam bahasa Inggris.
- Bukti pembayaran uang sekolah yang biasanya dibayar secara online.
Note : Hari Senin berikutnya, Mas Faqih ga boleh lagi ditungguin Mama. Sebenarnya Mama juga berniat untuk melatih Mas Faqih dan diri Mama sendiri, jadi memang Mama nguatin hati untuk pulang, ga nungguin Mas. Tapi ternyata di luar sekolah Mas, Mama mewek-mewek nangis. Takut Mas Faqih ga betah atau ngerasa takut karena ga paham dengan bahasanya, huhu.. Jadilan seharian menggalau, dan pukul 14 Mama cepat-cepat ngajak adhek jemputin Mas padahal Mas pulangnya pukul 14.30. Syukurlah Mas Faqih baik-baik aja. Good job, my little boy…. Luv U.
Ini yang sekolah, anak atau mama-nya sih ? Malah mama-nya yg nangis 🙂
Semangat Mbak Nung !!!
Hai Fuad! Haha, Mamanya yg terlalu galau. Makasi, semangat juga ke Banjarbaru 🙂
wis iso casciscus enggris dong mba?
Hehehe di kinder masih diam seribu bahasa de, padahal di rumah nyerocos terus dan dikit-dikit iso English. Heran aku…