Jogja…
Siapa yang tak kenal dengan nama kota ini. Kemasyhurannya telah menembus level internasional. Kota di mana objek wisata mudah sekali ditemukan. Ragamnya pun lengkap, mau wisata alam gunung ada, pantai banyak, menambah wawasan budaya dan pendidikan tentu Jogja rajanya, bahkan untuk sekedar menikmati wisata kuliner maknyuz pun Jogja tetap istimewa.
Kali ini pengen ngulik wisata pantai. Berhubung untuk sementara kami sekeluarga berdomisili di Bantul yang dekat dengan pantai-pantai di pesisir selatan Jogja, wisata ke pantai jadi salah satu alternatif liburan murah meriah. Cukup duduk manis di samping sopir tercinta saya sambil memangku si kecil, si sulung udah duduk sendiri, 15 menit kemudian sampailah kami di persimpangan antara pintu masuk Pantai Parang Tritis dan Depok. Pasti masih banyak yang belum dengar nama Pantai Depok yaa…. Wajar, karena selama ini Parang Tritis memang lebih menonjol, selain karena pasirnya yang bersih juga karena pantai ini luasnya seperti tak terkira. Seberapa banyak pun pelancong yang datang, Parang Tritis tetap mampu menampung penggemarnya. Hehehe…
Nah dari persimpangan antara Parang Tritis dan Depok tadi, jarak tempuh menuju Depok sekitar 10 menit. Menyusuri jalan mungil khas pedesaan tapi beraspal mulus, mengamati bawang merah segar yang masih ada akarnya sedang diikat oleh penduduk desa ini di halaman rumah, menyenangkan rasanya. Harum aroma bawang merah tercium semerbak menggelitik hidung. Hmmmm wangiii….
Tanda bahwa kita sudah hampir mendekati pantai bisa dilihat dari adanya kendil raksasa di tepi kiri jalan. Sempat mengabadikan dengan berfoto sejenak di depan kendil, kami lanjutkan perjalanan kembali menuju pantai.
Tak jauh dari kendil raksasa, petugas pemungut retribusi menyapa untuk mengangsurkan karcis. Silakan dibayar nanti ketika keluar dari pantai. Retribusinya sebesar IDR 5000. Kemudian tampak di kejauhan arah pukul 3, sebuah gedung besar yang merupakan Tempat Pelelangan Ikan atau yang biasanya disingkat TPI. Ya, Pantai Depok memang pantai nelayan, di mana tangkapan dari laut akan diperjualbelikan di TPI. TPI ini ramai sekali. Bermacam seafood tersedia diiringi sapa ramah penjualnya. Harganya murah dan yang pasti ikannya masih segar.
Selepas dari TPI, kami menuju ke warung sederhana langganan kami. Ada banyak jejeran warung seafood di sini. Tapi yang terkenal dengan kelezatannya adalah warung paling pinggir kanan, namanya Warung Mbak Yanti. Hmmm, pesen segambreng pun tetap terjangkau. Jangan khawatir. Favorit kami sekeluarga di sini adalah ikan cakalang bakar, udang goreng tepung yang benar-benar kriuk dan kelapa muda utuh. Sedap !
Selesai makan, anak-anak akan membeli sepasang mainan kincir angin kecil. Kemudian bersama-sama mendekati bibir pantai untuk mengamati aktivitas nelayan yang sibuk dengan perahu, ikan dan pembeli yang melihat-lihat serta deburan ombak yang merayapi daratan. What a wonderful day.
Asyik ya main di pantai degan anak2 🙂
Sy pernah ke Jogja tapi sudah lama sekali. Kangen juga, pingin ke sana lagi. Mudah2an suatu saat nanti bisa. Salam kenal mak 🙂
Wah di sini terkepung pantai dan gunung, Mak Niar. Ayo kapan ke Jogja lagi Mak? Semoga suatu saat saya berkesempatan ke Makassar juga, mungkin ketika dinas luar, dan bisa jumpa Mak Niar. Aamiin
Woooowwww….yg lagi cuti tentu menyenangkan mempersiapkan diri, menemani suami tugas di sana…semoga sukses yaaa…
Salam buat jagoan kecilnya…
Kapan2 sblm ke ausie kupdar yuukkk !!!
Hai mak lies…. yukkk kopdaran. Saya di Tembi tempat mertua, Mak, yg punya pendopo bambu n usaha handycraft.
Alhamdulillah seneeeng banget cuti panjang, menemani anak setiap hari itu precious moments 🙂
Mak lies tinggal di Jogja?