Kedatangan kami ke Melbourne sekeluarga bertepatan dengan tahun politik di Indonesia. Itu artinya, aku dan mas bakal ngerasain nyoblos untuk kali pertama di Konsulat Jenderal Republik Indonesia, Melbourne. Sempat was-was pada awalnya karena pendaftaranku secara online di http://pplnmelbourne.com.au gagal. Syukurlah ada ibu-ibu dalam komunitas pengajian wanita yang memberiku nomor kontak pegawai KJRI yang tugasnya mendata pemilih baru di sini. Setelah sms ke nomor beliau dan memberikan alamat emailku, aku dikirimi formulir pendaftaran yang harus diisi dan dikirimkan balik ke beliau melalui fax atau email. Kalo Mas, karena mendaftar lebih awal, beliau dapat undangan yang dikirimkan via pos seminggu sebelum Pemilu diadakan di sini.
Tanggal 5 April 2014 adalah jadwal Warga Negara Indonesia yang berdomisili di Melbourne memberikan hak suaranya. Tempat Pemungutan Suara di KJRI buka sejak jam 9 pagi hingga 8 malam waktu Melbourne. Tapi penghitungan suara tetap akan dilakukan tanggal 9 April, barengan dengan Pemilu di Indonesia. Kami sekeluarga berangkat dengan diiringi ocehan Faqih dan Nizar yang sibuk bertanya, “Mo ke mana?”, “Nyoblos itu apa?”, “Pemilu itu apaan?”. Hadeeuuuh…. hahaha…. Oh iya, jangan lupa membawa paspor yaa.
Sampe di KJRI pukul 12 siang, uda rame euy. Banyak stand makanan khas Indonesia dan para WNI yang sibuk beramahtamah. Saya nyempetin mejeng dulu di depan gerbang KJRI sebelum masuk ke area pencoblosan.
Bedanya penyelenggaraan Pemilu di luar negeri, selain dari penundaan proses penghitungan, adalah kertas suara yang diberikan kepada pemilih hanya 1, yakni untuk memilih anggota legislatif DPR. Ga kayak di Indonesia yang memilih DPR, DPRD Provinsi dan Kota serta DPD (4 kertas suara). Nambah wawasan deh jadinya.
Pemilu kali ini katanya lebih semarak daripada Pemilu tahun 2009. Saking banyaknya WNI yang datang, stand makanan itu ampe ketutupan manusia yang berlalulalang. Ini mau nyoblos atau wisata kuliner-an siy, hihi…ketauan ya. Lirak-lirik, tapi belum ada yang cocok di selera saya. Ada stand kambing guling tapi super rame dan harus antre 15 menit. Pamfletnya buat ngiklan juga kocak, hihi…
Dan akhirnya, duo Faqih Nizar yang berangkat dalam keadaan riang, pulangnya dalam keadaan tepar, wkwkwk….
Wah, seru ya mak..ada stand makanannya pula :p hihi, jadi lebih semangat dateng buat nyoblos kalau gitu..
Rie-Rie, bunda balik lagi nih ya and bunda udah baca postingan Rie 2x. Mata tenherti pada pertanyaan Rie-Rie: “Jadi manfaat apa yang didapat merayakan Agustusan di bulan Juli itu”. Rie-Rie menurut bunda, kita ambil positifnya aja deh ya. Dengan merayakan Agustusan di bulan Juli semua sektor diutamakan: (1)akan diperoleh ke-khusukkan di bulan Ramadhan bagi kita umat Islam yang akan memulainya pada tgl. 19/20 Juli s/d 19/20 Agustus; (2)Mengingatkan bangsa Indonesia, dimanapun berada, bahwa “kita tidak boleh dan tidak bisa melupakan hari Kemerdekaan Bangsa 17 Agustus 1945” terlepas dari diadakan/dirayakannya TIDAK pada 17 Agustus; (3) Kedua momentum tersebut akan tetap melekat dihati setiap insan Muslim dan setiap anak bangsa (Indonesia). Begitu kira-kira Rie-Rie, pendapat bunda tentang manfaatnya. Salam hangat dari Indonesia.
Buat memancing animo pemilih utk datang Mbak, karena biasanya yg nyoblos ga signifikan jumlahnya. Ayo ntar di Indo bikin gitu jg, hihi… Makasih udah berkunjung ya Mbak, salam kenal…