.: Paguyuban 3055 Brunswick :.

Alhamdulillah, senang bisa tinggal di Brunswick West, terutama di daerah yang kode posnya masih dalam lingkup 3055. Komunitas Indonesia, yaitu mahasiswa dan keluarganya, yang flatnya ada di daerah ini memiliki Paguyuban 3055 yang benar-benar nyedulur, maksudnya kental rasa kekeluargaannya. Motornya tentu saja Bu Lurah, panggilan untuk Mbak Iyik, yang orangnya super rame dan baik hati. Beliau juga koki andalan dalam setiap acara makan-makan kami, hihi… Bagaikan memiliki sebuah keluarga baru di sini, yang tentu saja mengobati rasa kangen pada orang-orang terkasih di Indonesia. Baik-baik semuanya…

Bakar sate dan maem bakso bersama

Bakar sate dan maem bakso bersama

Paguyuban 3055 memiliki acara yang sifatnya insidentil dan rutin. Kalo ada anggota yang telah menyelesaikan studinya di sini dan akan kembali ke Indonesia, kami berkumpul di taman-taman sekitar Brunswick West. Ngadain acara barbeque, makan dan bercengkerama bersama sambil berpamitan. Terakhir tentu saja ngeluruk ke rumah yang bersangkutan pada malam sebelum mereka pulang untuk memberikan sedikit kenang-kenangan. Terus kalo hari besar keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha, biasanya juga diadakan acara kumpul plus makan bersama lagi. Kasnya tentu aja ada, berasal dari urunan member, seperti kelakar salah satu member yang telah back for good ; GUYUB itu ada PAGU-nya, haha…. Kalo ada anggota yang berulangtahun, undangan makan juga disebar. Ngumpul-ngumpul lagi sambil bercengkerama dan makan, qeqe…

Yah, bisa-bisa endut niy di sini, hihi…..

Ketika masa liburan tiba, ada usulan untuk wisata keluarga bersama. InsyaAllah, musim dingin nanti rencana untuk melihat salju di Mount Buller udah terlontar. Semoga bisa terealisasi, soalnya kalo ga rame-rame itu kurang seru 🙂

Aah liburan …. Bahagia mendengar kata itu, hehe….

Abis ngumpul, foto bersama dulu

Abis ngumpul, foto bersama dulu

.: Sebulan di Melbourne :.

20 Februari 2014. Itulah awal kakiku menjejakkan diri di Melbourne. Dingin, sepi…. Membuatku sedih dan merasa rindu dengan tanah airku sendiri. Indonesia yang hangat dan ramah. Seketika bayangan Mama tercinta di Banjarmasin menyeruak. Membuatku menangis di 2 minggu awal kedatangan kami. Apalagi flat yang kami huni memang sepi. Cuma ada Mbak Yus dan Mas Abdi orang Indonya, dan Mbak Yus hampir tiap hari berkarir di Vicmart, kedua putri mereka sekolah hingga sore. Penghuni lain adalah para jompo orang lokal yang tak punya sanak saudara dan akhirnya hidup seorang diri di sini. Flat ini kayak ga ada tanda kehidupan.

Ibu mertua yang menjadi tempat curhatku, menguatkan dan memberi banyak saran. Kebetulan hp baru beliau bisa whatsapp-an jadi ngobrolnya bisa lebih intens. Alhamdulillah ada duo kecil tercintaku juga yang selalu ramai. Sejak Mas aktif kuliah, hanya duo inilah teman ngobrolku. Mas seakan mengerti kondisi ini. Di sela kesibukan kuliahnya, Mas berusaha mengajakku ke lingkaran teman baru. Mas daftarkan aku ke whatsapp pengajian untuk anak, Paguyuban 3055 dan aku akhirnya masuk ke dalam grup pengajian ibu-ibu. Alhamdulillah, sejak itu duniaku mulai berwarna. Ada banyak acara keagamaan dan ukhuwah di sini. Faqih yang mulai masuk sekolah, memberi tambahan kesibukan baru untukku, mengantar dan menjemputnya 3 hari dalam seminggu. Dapur dengan alat-alat elektronik lengkap mulai membuatku betah memasak dan bereksperimen, tentunya didukung para suporter tersayang; Mas dan anak-anak.

Sambungan internet yang sempat bermasalah udah teratasi. Jadi lebih mudah ber-skype ria dengan orangtuaku di Banjarmasin. Tiap weekend, Mas menawarkan kami menikmati tiap sudut kota Melbourne terutama taman-taman cantik dan arena bermainnya yang selalu membuat Faqih Nizar gembira.
Akhirnya aku sadar, bahwa kebersamaan kami di sini adalah hal yang paling berharga.

Where the home is where your heart……

Pepatah itu benar adanya. Kuresapi hikmah kami berkumpul di sini, mengingat kembali niatan semula untuk menemani suami dan membuat anak-anak dekat kembali dengan bapaknya, terutama Nizar. Sejak lahir, Nizar yang ga ditungguin Mas pas lahir, memang sering ditinggal Mas karena persiapan berangkat ke Australia. Jadi anggaplah ini sebuah usaha merekatkan kembali waktu kebersamaan yang pernah hilang.. Heuu, bahasanya rek….

Tips untuk yang mengalami hal ini ada beberapa menurut saya :

  1. Niat. Ingat-ingat kembali akan niat semula yang membuat kita datang ke sini
  2. Dukungan orang terdekat. Penting meminta saran terutama doa agar ketika lagi galau, ga sibuk menghujani socmed kita dengan segala keluhan. Bisa ke suami, orangtua, saudara dll.
  3. Doa. Ini yang paling utama. Minta ke Allah agar dikuatkan. Di negeri orang memang harus kuat, tegar, tahan banting dan istiqomah. Semakin dekat dengan Sang Pencipta akan membuat batin terasa lebih tenang dan siap menghadapi apapun.
  4. Mencari teman sesama Indonesia. Rasa kangen pada tanah air itu manusiawi sekali ya. Berkumpul dengan teman-teman sebangsa akan membuat rindu itu sedikit terobati. Mereka, akan seperti keluarga kita sendiri di negeri asing. Saling membantu dan tolong-menolong akan muncul sebab rasa senasib sepenanggungan itu ada. Seperti halnya kami yang memiliki Paguyuban 3055, benar-benar guyub! Alhamdulillah.
  5. Terakhir, berdamai dengan diri sendiri. Nikmati detik demi detik di sini yang insyaAllah, kelak akan jadi kenangan dan kita rindukan. Toh ga selamanya kan kita tinggal di sini. Datangi keindahan dan hal unik lainnya dari kota di hadapan kita sekarang dan enjoy it!

 

 

 

Ber-skype ria dengan Uti-Akung, pengobat  rindu

Ber-skype ria dengan Uti-Akung, pengobat rindu

.: Hari Pertama Faqih di Denzil Don Kindergarten :.

# 3 Maret 2014 #

Hari Senin pagi pukul 8 Mas Faqih udah siap diantar ke sekolah ditemani Adhek dan Mama. Walaupun awalnya agak sulit tapi setelah diberi pengertian akhirnya Faqih paham dan bersedia juga sekolah di Melbourne. Mama ngerti, pasti bukan hal yang mudah bagi Faqih untuk beradaptasi lagi di sekolah baru dalam kurun waktu kurang dari 1 tahun. Apalagi  Faqih akan bersekolah di negeri yang benar-benar masih asing baginya, bergaul dengan teman-teman yang belum dia kenal sama sekali dan menggunakan bahasa yang belum sepenuhnya dapat ia mengerti. Denzil Don adalah taman kanak-kanak biasa (public kindergarten), pastinya bahasa pengantarnya sehari-hari adalah bahasa Inggris. Belum mulai saja mama udah merasa mual, jadi bukan hanya Faqih yang berat, Mama pun merasakannya. Jadi agar psikis Faqih tenang, Mama janji akan menemaninya all day, sepanjang hari di hari pertamanya bersekolah. Adhek juga turut serta, memang agak repot karena selain menyiapkan bekal sekolah Faqih dan printilannya, Mama juga harus membawa bekal makanan untuk menyuapi adhek nanti dan baju ganti. Buat jaga-jaga, kali aja adhek ngompol.

Sambil nyiapin Faqih, Mama sempat nanya ke Bapak, apakah formulir dan kelengkapan Faqih yang diharuskan pihak sekolah untuk diisi udah diselesaikan Bapak. Bapak menjawab udah. Jadi Mama ga berpikir membawa apa-apa lagi. Plong deh rasanya. Setelah semua siap, pamit dengan Bapak yang juga sedang berkemas pergi kuliah, Mama menggandeng Faqih dan adhek serta menenteng tas sekolah Faqih. Jalan kaki ? Yuppp…. hampir semua anak sekolah di sini jalan kaki lho, dengan mencangklong tas sekolah mereka yang terlihat berat. Ada juga yang naik sepeda, otopet atau transportasi publik. Tapi rata-rata siy jalan kaki. Lagipula sekolah Faqih dekat, estimasi Mama jarak tempuhnya 10 menit, ternyata ga nyampe 6 menit pun udah nyampe. Alhamdulillah, sambil lihat-lihat suasana pagi di Brunswick West, cerita ini itu agar Faqih dan adhek semangat mendaki eh jalan kaki, sampe juga kami di Denzil Don Kindergarten.

Mejeng dulu di hari pertama

Mejeng dulu di hari pertama

Joanne adalah guru di Green Group, kelas yang akan dihuni Faqih. Setelah memperkenalkan Faqih ke Joanne, ada staf administrasi yang menemui Mama dan menanyakan formulir pendaftaran. Teringat percakapan dengan Bapak tadi, Mama menjawab sekenanya, bahwa semua persyaratan udah diisi via online. Oh ternyata, formulir yang dimaksud ga bisa diisi secara online tapi harus ditulis langsung hihi…. Banyak sekali poin yang belum bisa Mama isi, seperti nomor asuransi kami dan nomor kontak darurat orang terdekat kami. Buku riwayat kesehatan dan histori imunisasi Faqih pun diminta. Waduh…. akhirnya Mama minta izin membawa form itu untuk dibawa pulang aja. Faqih pun batal sekolah hari itu.

Lusa atau hari Rabu, Faqih kembali bersekolah, hihi hari Selasa-nya bolos karena Mama belum selesai ngisi formulir. Alhamdulillah, Faqih semangat jalan kaki menuju sekolah. Adhek juga pintar nemenin Masnya di luar ruangan, sampe bobo di pangkuan Mama diiringi denting hujan, huhu…. Dingin banget anginnya. Demi Mas Faqih, apapun deh…

Berikut kelengkapan yang harus kita bawa di hari pertama anak masuk kindergarten :

  1. Formulir yang telah diisi lengkap dan ditandatangani oleh orang tua.
  2. Buku riwayat kesehatan anak atau KMS (Kartu Menuju Sehat).
  3. Daftar imunisasi anak yang dikeluarkan oleh RS atau dokter dalam bahasa Inggris.
  4. Bukti pembayaran uang sekolah yang biasanya dibayar secara online.

 

Ceria sepulang sekolah

Ceria sepulang sekolah

Note : Hari Senin berikutnya, Mas Faqih ga boleh lagi ditungguin Mama. Sebenarnya Mama juga berniat untuk melatih Mas Faqih dan diri Mama sendiri, jadi memang Mama nguatin hati untuk pulang, ga nungguin Mas. Tapi ternyata di luar sekolah Mas, Mama mewek-mewek nangis. Takut Mas Faqih ga betah atau ngerasa takut karena ga paham dengan bahasanya, huhu.. Jadilan seharian menggalau, dan pukul 14 Mama cepat-cepat ngajak adhek jemputin Mas padahal Mas pulangnya pukul 14.30. Syukurlah Mas Faqih baik-baik aja. Good job, my little boy…. Luv U.

.: Coburg Lake Melbourne :.

Suatu Minggu di bulan Februari, masih summer yang indah, Mas ngajak kami piknik ke Coburg Lake. Agak jauh siy dari flat, tapi karena naik mobil jadi tenang aja. Setelah berkemas-kemas, Mas ngecek mobil dan nyiapin tikar piknik, aku menenteng sedikit bekal makanan dan jus, pukul 12 siang kami siap meluncur.

Melihat dari tepi jalan raya

Melihat dari tepi jalan raya

Wah dari kejauhan aja danau itu udah keliatan cantik. Kami mencari tempat parkir dulu di sepanjang jalan yang ada rambu boleh stop. Alhamdulillah ga berapa lama dapat tempat parkir yang dekat dengan tangga turun. Oya letak danau ada di bawah jalan raya, jadi harus turun tangga dulu. Kagum banget ngeliatnya, sungguh cantik. Apalagi burung-burung bebas beterbangan di danau. Ada pohon yang menjuntai juga. Syahdu suasananya, romantis kataku. Hihi….

Katanya, pohon yang menjuntai itu willow tree

Katanya, pohon yang menjuntai itu willow tree

Taman ini juga dilengkapi free playground yang lengkap, bikin mata anak-anakku berbinar.

SavedPicture-2014314125115.jpg

Meja dan kursi taman juga disediakan. Malah tempat pemanggangan elektrik juga ada. Kalo ga kebagian meja dan kursi, jangan khawatir. Rumput tebalnya menggoda kok dijadikan alas duduk atau nggelar tikar ala kami. Banyak keluarga yang mengadakan pesta barbeque bersama di sini. So….. Selamat piknik, temans.

SavedPicture-2014314125038.jpg

.: White Night Festival Melbourne:.

Setiap tanggal 22 Februari, Melbourne yang terkenal sebagai kota festival mengadakan event White Night Festival. Berlokasi di City, tepatnya di Flinders Station dan sekitarnya, festival ini berlangsung semalam suntuk sejak pukul 6 sore hingga 6 pagi keesokan harinya.

Para Melburnians, begitu orang-orang Melbourne biasa disebut, rupanya sangat suka dengan festival ini. Apalagi summer sebentar lagi akan pergi. Malam itu semua public transportation penuh sesak dengan orang-orang yang memiliki tujuan sama ; menyaksikan kemeriahan festival. Seketika bayanganku tentang Melbourne yang sepi pun sirna. Baru kali ini kulihat jalanan penuh sesak dengan orang yang berlalu lalang. Tram yang kami naiki juga tak kalah penuh sampai aku dan mas harus berdiri hingga ke City. Anak-anak aman karena diberi tempat duduk oleh penumpang lainnya.

Jadi dalam festival ini akan ada lampu sorot besar yang menayangkan gambar berwarna warni. Gambar ini dipantulkan ke dinding-dinding gedung dan akan berganti setiap setengah jam sekali. Bagussss banget….

SavedPicture-201431055749.jpg

Melbourne City malam itu penuh dengan siraman warna. Indah sekali. Selain itu, banyak juga pagelaran seni lain di sekitar Flinders Station. Cuma untuk melihatnya harus niat banget, penuh perjuangan deh karena harus berdesakan. Berhubung kami membawa dua balita dengan strollernya, keinginan berkeliling itu kami urungkan.
Sayang sekali kami memutuskan pulang pukul 9 malam karena udara yang sangat dingin dan badan udah lelah. See you next year, White Night. InsyaAllah…

SavedPicture-201431055729.jpg

.: Roti Eksperimen :.

Tadinya pengen dibentuk kayak caterpillar tapi ternyata adonan lengket

Tadinya pengen dibentuk kayak caterpillar tapi ternyata adonan lengket

Diisi sosis panjang

Diisi sosis panjang

Lama-lama liat oven nganggur itu ternyata bikin gatal tangan. Nyoba ngintip resep di Natural Cooking Club. Dapat resep yang lagi bikin ibu-ibu heboh ; resep Mbak Nikmatul. Ga ada salahnya deh nyoba. Apalagi Mas Faqih doyan banget roti.

Bangun Subuh hari Kamis, kupikir Mas ga kuliah. Jadi bisa bantu ngawasin anak. Eh ternyata Mas ada kelas hari itu. Akhirnya bikin rotinya disambi-sambi jaga anak. Kalo udah pada bosen kan Mas Faqih dan adhek bisa gigit-gigitan. Sambil berdoa semoga mereka anteng, hehe… Soalnya adonan udah telanjur diberi ragi. Sayang kalo ga diterusin.

Yah…. Dengan perjuangan panjang, disambi masak, nyuapi, melerai anak-anak kala mereka rebutan mainan, rotinya jadi juga. Agak deg-degan sepanjang prosesnya karena baru pertama kali nyoba oven begini. Pfhhh…. Ga lama kemudian, Mas datang dan takjub. Rotinya enak kata Mas. Huuu ga tau beliau gimana repotnya diriku….